Sebelum kita membahas ke hal yang inti tadi yakni mengenai; kenapa  akhir-akhir ini hujan kerap sekali mengguyur bumi tasikmalaya waktu sore  hari...??? terlebih dahulu kita membahas dasar teorinya dulu,,supaya  lebih paham. Bagi rakyat Indonesia, ada beberapa gejala alam, yang  sangat mpengaruhi kehidupannya. Timbulnya gejala itu tidak bisa diminta  atau ditolak, Suka ataupun duka rakyat bisa berpangkal dari gejala alam  ini. Malahan, corak kehidupannya pun sedikit banyak ditetapkan oleh  gejala-gejala ilu. Gejala alam yang dimaksud adalah:
1.I klim;
2.G e m p a;
3.Vulkanisme.
Kita bahas gejala itu selanjutnya satu persatu.
1 k I i m.
Iklim adalah unsur geografis yang paling penting daiarn mempengaruhi  perikehidupan manusia.' Sangat pentingnya kedudukan iklim itu adalah  atas dasar kenyataan, bahwa manusia tidak bisa menghindarkan diri dari  pengaruhnya, dan tidak bisa pula mengendalikannya. Benar, kadang-kadang  ada yang berhasil "membuat hujan''. Tetapi, untuk bisa menghasilkan  hujan buatan "bahan" hujan di udara harus cukup tersedia. Seandainya  manusia benar sudah bisa mengendalikan iklim, bisa menghasilkan hujan  buatan tanpa syarat, tentu gurun Sahara dan gurun lainnya kini sudah  dapat dijadikan daerah pertanian. Tentu pula musim kering yang melanda  Afrika bagian selatan dan Amerika Latin pada tahun 1982 tidak akan  berlarut dan meminta korban sedemikian besar. Benar, ada pula yang bisa  mengendalikan suhu dalam kamar, tetapi tidak di alam terbuka, dan hanya  terbatas sifatnya.
Sifat Dari Iklim Indonesia.
Ada empat sifat dasar iklim Indonesia, yang ditentukan oleh faktor-faktor letak dan sifat kepulauan, yaitu:
1. Suhu rata-rata tahunan tinggi, sebagai akibat daripada letak "dekat" khatulistiwa.
letak dan sifat kepulauan2.
2. Ada hembusan angin musim yang membawa musim hujan dan musim kemarau,  sebagai akibat daripada perbedaan tekanan udara di daratan Asia dan  Australia. Letak Indonesia adalah di antara Benua Asia dan Australia.
3. Bebas dari hembusan Angin Taifun, karena Kepulauan Indonesia sebagian terbesar terletak tidak lebih dari 10 LU atau 10 LS.
4. Radar kelembaban udara senantiasa tinggi, sebagai akibat daripada  sifat kepulauan. Luasnya lautan dan selat-selat serta suhu yang selalu  tinggi, mengakibatkan jumlah penguapan selalu tinggi pula.
Pada musim kemarau pun dan di tempat yang terkenal paling kering juga  kadar keiembaban udara selalu diantara 70 - 80 %.Karena kadar kelembaban  udara yang tinggilah lklim Indonesia disebut juga iklim tropik basah.
Disamping kelembaban udara yang tinggi, sifat kepulauan juga  meng-akibatkan tidak adanya perbedaan suhu yang besar (ekstrim) antara  suhu maksimum dan shu minimum. Laut mencegah adanya suhu ekstrim.
Sifat Unsur-Unsur lklim
1.      Gerakan angin.
Gerakan umum angin di Indonesia adalah berupa angin musim.dinamai sesuai  dengan arah datangnya. Ada angin Barat (yang datang dari Barat),dan ada  angin Timur (datang dari Tirnur). Gerakan angin musim itu sebenarnya  berbeda dengan anggapan umum, yang mengatakan bahwa enam bulan angin  bergerak dari Australia ke Asia, dan enam bulan lagi bergerak dari Asia  ke Australia. Kenyataan menunjukkan bahwa paling tidak, sampai  ketinggian tujuh kilometer, arah dan kecepatan angin musim itu tidak  tetap, seperti didapatkan oleh Braak.
Disamping gerakan umum angin, ada gerakan angin setempat, berupa :
a.       Angin darat, yang berhembus pada pagi hari dari darat ke laut,  sedangkan pada tengah hari be'rhembus angin dari laut ke darat. Laut  bersuhu lebih rendah daripada daratan pada tengah hari dan lebih tinggi  pada waktu subuh. Angin inilah yang dimanfaatkan penangkap ikan  tradisional. Pada musim apapun gerakan angin setempat tetap ada, hanya  dengan intensita yang berbeda.
b.      Angin lembah - angin gunung. Di lembah-lembah pegunungan yang  tertutup (terisolir) ada gerakan angin yang arahnya ke atas pada siang  hari, karena pemanasan matahari, ssdangkan pada malam hari angin itu  "mengendap" karena penurunan suhu sehingga nampak mengakibatkan adanya  kabut dan embun pada pagi hari (Inversi Suhu) suhu lapisan udara yang di  bawah lebih rendah dari lapisan di atasnya). Pada waktu langit cerah di  musim kemarau angin yang mengendap itu begitu rendah suhunya karena  menyentuh muka bumi sehingga sampai terjadi pembekuan air. Angin semacam  ini sering menimbulkan kerusakan pada perkebunan teh pada musim-musim  kemarau yang cerah.
c.       Angin terjun. Angin yang telah melintasi pegunungan, kemudian  berhembus menuruni lereng. Angin yang bertiup ke arah puncak pegunungan  akan berkurang suhunya 0,5 C, setiap naik 100 meter. Sebaliknya angin  itu meningkat suhunya, apabila bergerak turun lereng sebesar 0,5 C pula  setiap 100 meter turun. (Proses adiabatik perubahan suhu tanpa masukan  dari luar). Angin seperti ini terdapat sebenamya di banyak tempat,  Tetapi yang terkenal hanya di bebcrapa tempat saja, sehubungan adanya  pengamatan dan dengan sifatnya yang merusak tanaman perkebunan.
d.       Angin puyuh. Republik Indonesia terletak di luar wilayah  hembusan angin Taifun, yang rata-rata berhembus dari 10 LU-10 LS ke arah  menjauhi khatulistiwa. Tetapi kadang-kadang, bagian dari Republik  Indonesia yang terletak padaujungUtara seperti Kepulauan Sangir Talaud  atauujungSelatan seperti Pulau Timor -Rote, bisa juga kena "ekor" angin  kencang itu. Tetapi kejadian ini jarang.
Lebih sering dijumpai angin kencang dan berpusing, (angin puting beliung di beberapa daerah) yang sifatnya setempat.
Kerugian yang diakibatkan oleh angin demikian itu cukup besar. Angin  puting beliung ini lazimnya berhembus pada bulan-bulan Pancaroba, yaitu  bulan Maret - April, atau September - Oktober. Pada saat itu pemanasan  setempat cukup tinggi, tetapi di daerah sekitarnya suhu masih di bawah  suhu tempat itu, sehingga angin hanyabisa bergerak ke atas dan berputar.
2.      Gerakan Suhu.
Suhu di Indonesia tidak berubah karena musim, seperti terjadi pada  daerah-daerah yang terletak di luar daerah tropik. Suhu di Indonesia  khususnya dan di daerah tropik umumnya, berubah:
a.       Dalam waktu 24 jam, atau antara siang dan malam. Suhu tertinggi  biasanya tcrdapat antara pukul 14,- 15,. Sedangkan suhu terendah pada  pukul 06,00 - 07,00.
b.      Menurut ketinggian tempat. Di depan sudah pernah disampaikan,  bahwa kalau kita naik 100 meter, suhu turun 0,5 C. Eogor yang letaknya  hampir setinggi 300 meter di atas laut, mempunyai suhu rata-rata tahunan  kira-kira 1,5 C lebih rendah dari Tanjung periuk, yang letaknya di  pinggir laut dengan ketinggian rata-rata 0 m, dan suhu  rata-rata  tahunan 26 C. Adanya perairan, seperti selat dan laut sangat  besarpengaruhnya terhadap pengendalian suhu, sehingga tddak ada terdapat  perbedaan suhu terendah dan suhu tertinggi yang sangat besar,  sepertimisalnya di Siberia atau Mongolia yang letaknya jauh dari lautan.
3.      Curah Hujan.
Banyak sedikitnya jumlah hujann yang jatuh di sesuatu daerah di Indonesia sangat bergantung pada hal-hal di bawah ini :
a.       Letak Daerah Konpergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ini  merupakan suatu "zone", atau daerah yang lebar, di mana suhu udara  sekitarnya, adalah yang tertinggi. Karena itu pula DKAT ini disebut juga  akuator termal. Suhu tinggi ini menyebabkan tekanan udara di atas zone  itu rendah. Untuk kescmbangan, udara dari daerah yang bertekanan tinggi,  bergerak ke daerah dengan tekanan udara rendah ini. Karena daerah   bertekanan udara rendah itu adalah juga daerah dengan suhu udara  tertinggi, gerakan udara dari daerah dengan tekanan udara tinggi ke  daerah dengan tekanan udara rendah itu disertai pula dengan gerakan  udara naik, sebagai akibat daripada pemanasan.Gerakan naik daripada  udara itu, membawa akibat menurunnya kembali suhu udara tersebut. Udara  atau angin yang dalam perjalanannya menuju DKAT melalui per airan yang  bariyak. banyak pula mengandung uap air, lebih-lebih pada saat suhunya  tinggi. Dengan menurunnya suhu udara tersebut, yang diakibatkan oleh  gerakan naiknya di DKAT, sebagian dari uap air yang dikandung akan jatuh  sebagai hujan (hujan konveksi).
Letak rata-rata DKAT tiap 14 hari nampak pada Peta No.2 dalam "perjalanannya" dari utara ke selatan.
Akibatnya, pantai barat Sumatera, dari Aceh sampai Bengkulu memperoleh  hujan terbanyak pada bulan Nopember, sedangkan Lampung pada bulan  Desember. Kalau diperhatikan letaknya pada bulan Januari, pantai utara  Jawa, Bali, NTB, NTT mendapat hujan banyak pada bulan Januari itu,  sedangkan Sumba dan Timor cenderung mendapat hujan banyak pada bulari  Februari. Demikian pula dapat diselusuri jatuhnya hujan pada vaktu DKAT  itu sedang "bergerak" ke utara.
b.      Bentuk Medan.
Medan berbukit atau bergunung akan memaksa udara atau angin bergerak  naik untuk bisa melintasi punggung pegunungan. Inipun mengakibatkan suhu  udara turun dan bersama dengan turunnya suhu itu pula kemampuhannya  untuk mengandung uap air turun. Tiap naik 100 m, suhu akan turun 0,5 C.  Sebagian dari uap air akan jatuh pula sebagai hujan (hujan orografi).
c.       Arah Lereng Medan (Exposure).
Lereng medan yang menghadap arah angin akan mendapat hujan
lebih banyak daripada lereng medan yang membelakangi arah angin  (bayangan hujan) seperti Kota Palu, Bandung. Kedua kota ini terletak di  "balik" bukit dari arah datangnya angin pembawa hujan.
d.      Arah Angin Sejajar Arah Garis Pantai.
Kadang-kadang ada terdapat, arah angin itu sejajar dengan arah garis  pantai. Akibatnya, suhu udara tidak berubah, dan karena itu pula, hujan  tidak jatuh.
Contoh: Pantai utara Jawa, Pulau Madura. Pantai barat Pulau Ball
e.       Jarak Perjalanan Angin di atas Medan Datar.
Angin yang membawa hujan, adalah angin yang berhembus dari atas perairan  ke arah daratan. Kalau medan datar yang dilalui angin itu lebar, serta  sifat permukaannya tidak berubah, hujan mungkin turun pada bagian medan  dekat pantai. dan selanjutnya tidak lagi ada hujan.
Contoh gejala ini misalnya terdapat antara Tanjung periuk Cibinong. Karena itu, gejala ini disebut juga Gejala Cibinong.
Di Jakarta bisa ada hujan lebat, dan beberapa saat kemudian juga di  Bogor hujan lebat. Tetapi di antara Jakarta dan Bogor, dimana medan  masih "datar", tidak ada turun hujan. Kadang-kadang bisa terjadi  sebaliknya. Di Cibinong hujan lebat, tetapi di Jakarta dan Bogor,  kering. Contoh pertama terjadi pada bulan Januari - Februari, sedangkan  yang kedua terjadi pada bulan April-Mei. Pada waktu itu Cibinong yang  permukaannya datar dan terletak iauh ke darat lebih tinggi suhunya dari  Jakarta atau Bogor. Udara yang lewat Cibinong menjadi tidak mantap, dan  hujan pun kadang-kadang turun.
Nah kita dapat menarik kesimpulan bahwa terjadinya hujan akhir-akhir ini  di wilayah tasikmalaya dan sekitarnya, yakni dikarenakan oleh letak  Daerah Konpergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ini merupakan suatu "zone",  atau daerah yang lebar, di mana suhu udara sekitarnya, adalah yang  tertinggi  daerah  bertekanan udara rendah itu adalah juga daerah dengan  suhu udara tertinggi, gerakan udara dari daerah dengan tekanan udara  tinggi ke daerah dengan tekanan udara rendah itu disertai pula dengan  gerakan udara naik, sebagai akibat daripada pemanasan.Gerakan naik  daripada udara itu, membawa akibat menurunnya kembali suhu udara  tersebut. Udara atau angin yang dalam perjalanannya menuju DKAT melalui  per airan yang bariyak. banyak pula mengandung uap air, lebih-lebih pada  saat suhunya tinggi. Dengan menurunnya suhu udara tersebut, yang  diakibatkan oleh gerakan naiknya di DKAT, sebagian dari uap air yang  dikandung akan jatuh sebagai hujan (hujan konveksi). Nah jika suhu udara  masih bisa memungkinkan awan menaruh kristal garam/titik-titik air  ketika ketinggian tempat yang lebih tinggi, dan yang tentunya terbawa  oleh angin, maka ketika awan sudah mengalami titik jenuhnya, karena  perubahan suhu yang di akibatkan terbawanya kedaerah yang ketinggiannya  sudah mencapai batas titik jenuh awan, kemudian turunlah hujan yang  disebut dengan (siklus sedang), kita kaitkan dengan mengapa di  Tasikmalaya akhir-akhir ini hujan selalu datang pada waktu sore hari,  hal ini dikarenakan suhu yang sudah menjadi rendah akibat matahari sudah  condong ke barat, ditambah ketinggian tempat tadi
Contoh simplenya
Awan Pangandaran -  naik ke daerah yang lebih tinggi yakni TASIKMALAYA  yang terbawa angin - terjadi penurunan suhu akibat ketinggian dan  matahari yang sudah condong ke barat/ sudah sore - Awan jenuh - kemudian  presipitasi deh../turunnya titik-titik air akibat kondensasi yang sudah  mengalami titik jenuhnya.














0 komentar:
Posting Komentar