Rabu, 06 April 2011

MANUSIA PENDEK

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxe3HYzMHSD6qk5XW1qLA7V4W9hOAtV2ZOIpkJTzgcRiSx_X_pBwCyEtPa8YK2NAV_o9aLDk9kbQMOYL_gJHui11YaYBRi7VLWqktotTQo-PFerCz651m65S4yeF3-52x6SgVcIDCqe6bu/s1600/39.jpg
mungkin dari kita semua pernah membaca kisah mengenai makhluk yang satu ini di
beberapa majalah ataupun surat kabar, kerana keanehannya ramai yang sudah
mengulasnya. Orang pendek ialah nama yang diberikan kepada sebentuk yang unik
(manusia?) yang sudah dilihat ramai orang selama ratusan tahun yang kerap muncul di
sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera. Walaupun tak sedikit orang yang pernah
melihatnya, kewujudan orang pendek hingga sekarang masih merupakan teka-teki. Tidak ada
seorangpun yang tahu, sebenarnya makhluk jenis apakah yang sering disebut sebagai orang
pendek itu. Tidak pernah ada laporan yang memberitakan bahawa seseorang itu pernah
menangkap atau menemukan jasad makhluk ini, namun hal itu berbanding sebaliknya dengan
banyaknya laporan dari beberapa orang yang mengatakan pernah melihat makhluk tersebut.
Sekadar informasi, Orang pendek ini termasuk didalam salah satu kajian Cryptozoolgy, begitulah
yang dapat saya perolehi dari beberapa sumber. Ekspedisi pencarian Orang Pendek sudah
beberapa kali di lakukan di Kawasan Kerinci, Salah satunya adalah ekspedisi yang didanai oleh
National Geographic Society. National Geographic sangat tertarik mengenai legenda Orang
Pendek di Sumatera, beberapa peneliti dan pengkaji telah mereka kirimkan kesana untuk
melakukan penelitian mengenai makhluk tersebut.
Sejauh ini, para saksi yang mengaku pernah melihat Orang Pendek menggambarkan
tubuh fisiknya sebagai makhluk yang berjalan tegap (berjalan dengan dua kaki) tinggi sekitar
satu meter (diantara 85 cm hingga 130 cm) dan memiliki banyak bulu diseluruh badan. Bahkan
tak sedkit pula yang menggambarkannya dengan membawa berbagai macam peralatan
berburu, seperti semacam tombak. Keberadaan Orang Pendek sudah terlalu lama terdengar
sejak berabad-abad lalu, sehingga hal itu menjadikannya sebagai salah satu legenda
masyarakat disana. Dari ekspedisi yang beberapa kali di lakukan, umumnya ada suatu studi
kasus mengenai klasifikasi pembagian saksi mata. Pertama saksi dari suku anak dalam, yaitu
sekelompok orang yang tinggal disekitar areal Taman Nasional. Kemudian ada beberapa
kelompok saksi mata dari orang desa lokal, kemudian beberapa kesaksian dari warga
pendatang (Belanda) pada awal abad ke-20.
Legenda Mengenai Orang Pendek sudah secara turun temurun dikisahkan di dalam
kebudayaan masyarakat Suku anak dalam. Mungkin bisa dibilang, Suku anak dalam sudah
terlalu lama berbagi tempat dengan para Orang Pendek di kawasan tersebut. Walaupun
demikian, jalinan sosial diantara mereka tidak pernah ada. Sejak dahulu suku anak dalam
bahkan tidak pernah menjalin kontak langsung dengan makhluk-makhluk ini, mereka memang
sering terlihat, namun tak pernah sekalipun warga dari suku anak dalam dapat mendekatinya.
Ada suatu kisah mengenai keputus asaan para suku anak dalam yang mencoba mencari tahu
identitas dari makhluk-makhluk ini, mereka hendak menangkapnya namun selalu gagal.
Pencarian lokasi dimana mereka membangun komunitas mereka di kawasan Taman Nasioanal
juga pernah dilakukan, namun juga tidak pernah ditemukan.
Awal tahun 1900-an, dimana ketika itu Indonesia masih merupakan jajahan Belanda,
tak sedikit pula laporan datang dari para WNA. Namun yang paling terkenal adalah Kesaksian
Mr. Van Heerwarden di tahun 1923. Mr. Van Heerwarden adalah seorang zoologiest, dan
disekitar tahun itu ia sedang melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Pada suatu catatan kisahnya, ia menuliskan mengenai pertemuannya dengan beberapa
makhluk gelap dengan banyak bulu di badan. Tinggi tubuh mereka ia gambarkan setinggi anak
kecil berusia 3-4 tahun, namun dengan bentuk wajah yang lebih tua dan dengan rambut hitam
sebahu. Mr. Heerwarden sadar mereka bukan sejenis siamang mahupun perimata lainnya. Ia
tahu makhluk-makhluk itu menyadari keberadaan dirinya ketika itu, sehingga mereka berlari
menghindar. Satu hal yang membuat Mr. Heerwarden tak habis pikir, semua makhluk itu
memiliki persenjataan berbentuk tombak dan mereka berjalan tegak. Semenjak itu, Mr.
Heerwarden terus berusaha mencari tahu makhluk tersebut, namun usahanya selalu tidak
berbuah hasil.

Sumber-sumber dari para saksi memang sangat diperlukan bagi para peneliti yang
didanai oleh National Gographic Society untuk mencari tahu keberadaan Orang Pendek. Dua
orang peneliti dari Inggris, Debbie Martyr dan Jeremy Holden sudah lama mengabadikan dirinya
untuk terus menerus melakukan ekspedisi terhadap eksistensi Orang Pendek. Namun, sejak
pertama kali mereka datang ke Taman Nasional Kerinci di tahun 1990, sejauh ini hasil yang
didapat masih jauh dari kata memuaskan. Lain dengan peneliti lainnya, Debbie dan Jeremy
datang ke Indonesia dengan dibiayai oleh Organisasi Flora dan Fauna Internasional
(http://fauna-flora.org/). Dalam ekspedisi yang dinamakan “Project Orang Pendek” ini, mereka
terlibat penelitian panjang disana. Secara sistematik, usaha-usaha yang mereka lakukan dalam
ekspedisi ini antara lain adalah pengumpulan informasi dari beberapa saksi mata untuk
mengetahui lokasi-lokasi di mana mereka sering dikabarkan muncul. Kemudian ada metode
menjebak pada suatu tempat dimana disana terdapat beberapa kamera yang selalu siap untuk
menangkap aktivitas mereka. Rasa putus asa dan frustasi selalu menghinggap di diri mereka
ketika hasil ekspedisi selama ini belum mendapat hasil yang memuaskan.
Hubungan Kekerabatan Yang Hilang
Beberapa pakar Cryptozoology mengatakan bahwa Orang Pendek mungkin memiliki
hubungan yang hilang dengan manusia. Apakah mereka merupakan sisa-sisa dari genus
Australopithecus?
Banyak Paleontologiest mengatakan bahwa jika anggota Australopithecus masih ada
yang bertahan hidup hingga hari ini, maka mereka lebih suka digambarkan sebagai seekor
siamang. Pertanyaan mengenai identitas Orang Pendek yang banyak dikaitkan dengan genus
Australopitechus ini sedikit pudar dengan ditemukannya fosil dari beberapa spesies manusia
kerdil di Flores beberapa waktu yang lalu. Fosil manusia-manusia kerdil “Hobbit” berjalan tegak
inilah yang kemudian disebut sebagai Homo Floresiensis. Ciri-ciri fisik spesies ini sangat mirip
dengan penggambaran mengenai Orang Pendek, dimana mereka memiliki tinggi badan tidak
lebih dari satu seperempat meter, berjalan tegak dengan dua kaki dan telah dapat
mengembangkan perkakas atau alat berburu sederhana serta telah mampu menciptakan api.
Homo Floresiensis diperkirakan hidup diantara 35000 - 18000 tahun yang lalu.
Apakah Orang Pendek benar-benar merupakan sisa-sisa dari Homo Floresiensis yang
masih dapat bertahan hidup? Secara jujur, para peneliti belum dapat menjawabnya. Peneliti
mengetahui bahwa setiap saksi mata yang berhasil mereka temui mengatakan lebih
mempercayai Orang Pendek sebagai seekor binatang. Debbie Martyr dan Jeremy Holden, juga
mempertahankan pendapat mereka bahwa Orang Pendek adalah seekor siamang luar biasa
dan bukan hominid.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More