Rabu, 06 April 2011

Goa Tengkorak dan Goa Lojang

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtXLTdxh72lPypQyiMK6VCwLDF9PbCypd6_vvtXIWpIrgRqAiLLaf3BcTKBETa1lCWtL83a2q6KrAs5eTb9IRV2j9GbwC2bS3uXZ1Ka4hBvLrjSCwvGnCQ75Jrl8C9LixX4K-mkx2MjTXo/s1600/11.jpg
bUKIT dengan tebing tegak berwarna putih, khas daerah karst, dihiasi pohon-pohon tinggi
menjulang, sebagian ditutup kabut tipis berwarna putih. Mendung tebal menggantung di
langit Desa Kesungai, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur,
sekitar 145 kilometer sebelah barat daya Kota Balikpapan.
Ketika menanyakan lokasi Goa Tengkorak kepada seorang ibu yang kebetulan melintas
di jalan desa itu, dia tidak langsung menjawab. Matanya malah menatap penuh rasa aneh.
"Wah, mana berani saya pergi ke sana," jawabnya sambil menunjukkan lokasi goa itu berada.
Ternyata, bukan hanya petunjuk lokasi goa didapat, tetapi juga tambahan rasa takut.
Mendengar kata tengkorak di dalam goa, yang terbayang adalah misteri menakutkan. Tetapi,
mana ada hantu di siang hari….
Goa Tengkorak terletak di tengah sebuah tebing kapur tegak berwarna putih.
Ketinggian tebing itu sekitar 50 meter, dan ceruk itu berada pada ketinggian sekitar 30 meter.
Goa itu sebenarnya hanya sebuah ceruk di tebing, ruangan dengan tinggi sekitar 1,5
meter, lebar 2 meter, panjang 3 meter. Tapi, di ujung ceruk itu masih ada sebuah lorong sempit
yang entah seberapa panjang ke dalam tebing. Goa di gunung karst bisa jadi di luar tampak
kecil, namun sebenarnya sebuah lubang ke perut Bumi yang besar dan panjang.
GOA ini berisi puluhan tengkorak dan tulang belulang manusia. Saat ini ada 35
tengkorak dan 170 tulang belulang serta sejumlah serpihan tulang. Menurut Derom, warga Desa
Kesungai, saat ini ada satu tengkorak yang disimpan di Museum Negeri Kalimantan Timur
(Kaltim) di Tenggarong.
Menurut warga, tulang belulang manusia yang disusun rapi itu adalah mayat nenek
moyang mereka.
Perjalanan menuju ke tempat wisata ini sudah sangat mudah karena berada di sebuah
desa yang terletak di pinggir jalan trans Kalimantan Balikpapan-Banjarmasin. Tepatnya berada
di sebelah kanan jalan dari arah Balikpapan ke Banjarmasin.

Sebuah papan petunjuk kecil dipasang di pinggir jalan. Jarak dari jalan utama hingga
goa sekitar empat kilometer dengan jalan tanah, namun bisa dilewati kendaraan roda empat
hingga Desa Kesungai.
Perjalanan ke goa yang berada di pinggiran desa itu menyeberangi dua sungai dan
jalan setapak sekitar satu kilometer. Ada dua jembatan gantung dari kayu yang bisa dilewati
motor sehingga memudahkan perjalanan ke goa.
Tidak perlu susah-susah lagi untuk naik ke atas tebing karena sudah dibangun tangga
dan menara menuju ke ceruk berisi tengkorak itu. Namun, obyek wisata ini nasibnya sangat
merana. Masih sedikit pengunjung yang datang.
Tangga dan menara yang dibangun memang memudahkan pengunjung hingga ke
mulut goa, tapi terasa mengganggu keaslian dan suasana misterius yang ada. Meskipun
demikian, berada sendirian di tempat itu, dengan hanya bunyi serangga dan gemerisik
dedaunan dari tumbuh-tumbuhan yang menjulur di tebing, tetap saja membuat bulu di tengkuk
berdiri. Apalagi jejeran tengkorak yang disusun rapi itu terlihat seperti sedang menyeringai.
Kondisi tengkorak di goa itu sebagian masih utuh dan sebagian pecah. Demikian juga
tulang belulangnya. Sebagai obyek wisata alam dan sejarah di Kaltim, tidak banyak literatur
apalagi kajian ilmiah untuk meneliti keberadaan tengkorak-tengkorak di goa itu.
Informasi yang ditulis oleh penjaga goa bernama Rahmit di sebuah kertas dengan tinta
biru di mulut goa menyebutkan, tengkorak berasal dari mayat warga di sekitar goa itu. Dahulu,
warga belum mengenal agama dan mayat-mayat tidak dikuburkan.
Mayat itu hanya diletakkan dalam sebuah lubang kayu yang sengaja dibuat. Baru satu
tahun berikutnya, setelah mayat tinggal tengkorak dan tulang belulang, dibongkar dan diletakkan
di ceruk atau goa- goa di dinding batu. Sebelum memindah tengkorak, diadakan upacara dan
pesta khusus.
Hanya inilah informasi yang ada mengenai misteri Goa Tengkorak.
SELAIN Goa Tengkorak, Desa Kesungai masih memiliki satu goa lagi yang sebenarnya
lebih misterius namun indah. Goa itu bernama Goa Lojang, terletak sekitar satu kilometer dari
Goa Tengkorak, juga berada di tengah sebuah tebing tegak bukit kapur setinggi kurang lebih 75
meter.
Goa ini sangat besar dengan lubang-lubang bercabang dengan stalagtit dan stalagmit
yang indah. Menurut Derom (40), penjaga goa, kedalaman goa ini belum diketahui. Namun, dia
pernah menyusuri goa hingga satu hari dan belum sampai ke ujungnya.
Selain di tebing, mulut goa juga berada di atas puncak bukit hingga goa ini bisa disebut
gabungan antara goa vertikal dan goa horizontal. Untuk menaiki mulut goa di tebing, disediakan
tangga dan menara.
Di lingkungan goa yang gelap dan lembab, hidup burung walet, meski tidak banyak.
Sekali lagi, informasi yang minim mengenai keberadaan goa ini membuat kecewa karena tidak
tercantum dalam buklet atau leaflet wisata di Kaltim.
Akibatnya, tidak mungkin untuk melakukan penelusuran ke dalam goa, karena
kegelapan abadi langsung menyergab begitu melangkah sekitar 50 meter ke dalam goa. Lubang
kecil dari atas bukit, yang terletak sekitar 25 meter dari mulut gua, tidak banyak membantu
penerangan.
Tanpa peralatan caving, keindahan hanya bisa dinikmati di sekitar mulut goa, sambil
melihat hamparan desa dan pepohonan di bawahnya. Di mulut gua terdapat tiang-tiang batu
yang menyambung dasar dan atap goa. Lalu ada stalagtit dan stalagmit dengan bentuk-bentuk
yang indah.

Hanya itu yang bisa dinikmati akibat minimnya informasi. Namun, misteri yang
memesona dan kekecewaan bisa mengundang petualang untuk datang kembali, suatu saat.
Siapa berani?

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More